Revolusi industri 4.0 melahirkan tantangan baru bagi guru di setiap lembaga pendidikan. Guru dituntut untuk menyesuaikan diri dengan era ini agar anak didik mereka tidak ketinggalan zaman. Oleh sebab itu, SMKN 1 Tlanakan menyelenggarakan workshop pengembangan pembelajaran industri 4.0.
Kegiatan tersebut, merupakan rangkaian dari pengembangan teaching factory (Tefa) SMKN 1 Tlanakan. Hadir sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut, Andreas Nugroho Sihananto, M.Kom, dosen Politeknik Kota Malang dan pembina Tefa, H. Tjatur Mahendra, SE, M. SI. Adapun pesertanya terdiri dari kepala sekolah dan jajaran guru SMKN 1 Tlanakan
Moh. Syaffak, M. Pd, menjelaskan, menyongsong era baru revolusi industri 4.0, pemerintah telah melakukan sejumlah kebijakan. Ada tiga skills atau kemampuan dasar harus dihidupkan secara seimbang di setiap insan agar ke depan muncul generasi yang mampu menghadapi revolusi
industri 4.0.
“Ketiga kemampuan dasar yang harus dikembangkan yakni life skills, learning and innovation skills, literacy skills. Kemampuan tersebut sangat penting bagi generasi muda khususnya alumni SMKN 1 Tlanakan, sebagai bekal untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang dihadapi,” terang Moh Syaffak.
Agar peserta memperoleh itu semua, Moh. Syaffak menambahkan, maka sekolah perlu membekali para guru terlebih dahulu. Salah satunya melalui workshop. Sehingga, tujuan menjadi smart school bisa tercapai.
Sementara itu, Tjatur Mahendra, selaku pembina Tefa di SMKN 1 Tlanakan mengungkapkan, materi yang disampaikan dalam workshop sudah cukup dan sangat sesuai dengan kebutuhan para pengelola lembaga pendidikan. Selain itu, materi yang disampaikan bisa menungkatkn komptensi guru dan siswa serta sekolah.
“Hasil dari workshop sudah mulai tampak berupa produk media pembelajaran tutorial, khususnya tentang kompetensi pengolahan hasil perikanan,” ungkap Tjatur Mahendra. (*)
Leave a Reply